Seorang muslim dengan muslim lainnya adalah bersaudara, sehingga tidak sepantasnya ada kebencian yang mengakar dalam diri mereka, permusuhan yang bekepanjangan, dan sifat dengki yang menggerogoti akhlak mereka. Islam adalah rahmat atau dalam bahasa masyhur (red.terkenal) nya yaitu kasih sayang. Jadi tiada hari tanpa kasih sayang, dan pengamalan kasih sayang tersebut merupakan amalan hingga ajal menjemput. Oleh karena itu perhatikanlah beberapa ayat quran dan sabda rasul yang berkaitan dengan bahaya dan larangan saling membenci, bermusuhan dan dengki.

Allah Ta'ala berfirman:
 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat." – (QS.Al-Hujurat {49}:10)

Allah Ta'ala juga berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu, yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, yang Allah mencintai mereka, dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang, yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui." – (QS.Al-Maidah {5}:54)
Allah Ta'ala berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
"Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dia (orang-orang beriman), adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keredhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka, dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang disebut) dalam Taurat, dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat, lalu menjadi besarlah dia, dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir, (dengan kekuatan orang-orang beriman). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar." – (QS.Al-Fath {48}:29)
Sabda Rasulullah saw:
Dari Anas r.a., bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua saling benci-membenci, saling dengki-mendengki, saling belakang-membelakangi dan saling putus-memutuskan - ikatan persahabatan atau kekeluargaan - dan jadilah engkau semua hai namba-
hamba Allah sebagai saudara-saudara. Tidaklah halal bagi seseorang Muslim kalau ia meninggalkan - yakni tidak menyapa - saudaranya lebih dari tiga hari." (Muttafaq 'alaih)

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Pintu-pintu syurga itu dibuka pada Senin dan Kemis, lalu diampunlah bagi setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, melainkan seseorang yang antara dirinya dengan saudara itu ada rasa kebencian -dalam hati, lalu dikatakanlah- yakni Allah berfirman kepada malaikatnya: "Nantikanlah dulu kedua orang ini, sehingga keduanya berdamai kembali. Nantikanlah kedua orang ini, sehingga keduanya berdamai kembali." (Riwayat Muslim)
Dalam riwayat Imam Muslim juga disebutkan: "Ditunjukkanlah semua amalan - manusia kepada Tuhan - pada setiap hari Kemis dan Senin," lalu disebutkanlah bunyi Hadis yang
lanjutannya sama dengan di atas.
Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain," (Al-Hujaraat: 12).
Diriwayatkan dari az-Zubeir bin Awwam r.a, bahwasanya Nabi saw. bersabda, "Kalian telah terjangkiti penyakit ummat sebelum kalian, yaitu dengki dan angkara murka yang dapat mencukur (memusnahkan). Aku tidak katakan mencukur rambut, tetap dapat mencukur (memusnahkan) agama. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk ke dalam surga hingga kalain beriman dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukah kalian aku beritahu cara menumbuhkan hal itu? Yaitu sebarkan salam diantara kalian," (Hasan, HR at-Tirmidzi [2510], Ahmad [I/167] dan Bukhari dalam Adabul Mufrad [260]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi saw. beliau bersabda, "Janganlah kalian berprasangka sebab prasangka itu adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kalian saling mengintai kesalahan, saling bersaing, saling iri, saling benci, dan saling bermusuhan. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara," (HR Bukhari [6064] dan Muslim [2563]).
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kalian saling membenci, saling dengki, dan saling bermusuhan. Jadilah kalian hamba Allah yang besaudara. Dan tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya lebih dari tiga hari," (HR Bukhari [6065] dan Muslim [2559]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Maka pada hari itu setiap hamba diberi ampunan selama ia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, kecuali seorang hamba yang bermusuhan dengan saudaranya. Maka dikatakan, 'Akhirkan dulu mereka hingga mereka akur, akhirkan dulu mereka hingga mereka akur, akhirkan dulu mereka hingga mereka akur, akhirkan dulu mereka hingga mereka akur'," (HR Muslim [2565]).
Diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshari r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim bermusuhan saudaranya lebih dari tiga hari, mereka bertemu dan saling berpaling. Yang terbaik dari mereka berdua adalah yang lebih dahulu mengucapkan salam," (HR Bukhari [6077] dan Muslim [2560]).
Diriwayatkan dari Hisyam bin Amir al-Anshari r.a, bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim memusuhi saudaranya muslim lebih dari tiga hari. Mereka berdua jauh dari kebenaran selama mereka memutuskan hubungan. Kemarahan siapa yang reda terlebih dahulu maka hal itu sebagai kafarat untuknya dan apabila mereka berdua meninggal disaat memutuskan hubungan tersebut maka mereka tidak akan masuk surga selamanya. Jika salah seorang mereka mengucapkan salamnya dan tidak dijawan oleh yang lain maka malaikatlah yang menjawab salamnya tersebut. Sementara yang lain akan mendapat jawaban dari syaitan," (shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [402]).
Banyak hadits-hadits yang termasuk dalam bab ini.
Kandungan Bab:
  1. Kaum muslimin dilarang untuk saling membenci karena hawa nafsu bukan karena Allah. Sebab Allah telah menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi bukan saling membenci.
Allah telah mengharamkan atas orang-orang mukmin perkara yang dapat menimbulkan saling bermusuhan dan membenci diantara mereka, sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilahkamu dari mengerjakan pekerjaan itu," (Al-Maidah: 91).
  1. Kaum muslimin dilarang berbuat dengki dan jahat. Oleh karena itu janganlah kalian saling iri dengki. Sifat iri merupakan sifat yang sudah ada dalam tabiat manusia. Yakni seorang manusia benci jika beberapa keutamaannya dikalahkan oleh seorang yang satu level dengannya. Setelah itu manusia terbagi pada tiga golongan:
    1. Diantara mereka ada yang berusaha untuk menghilangkan nikmat orang yang didengki dengan berbuat jahat kepadanya, baik melalui perkataan maupuan perbuatan.
    2. Ada yang berusaha memindahkan nikmat tersebut kepada dirinya.
    3. Dan ada juga yang berusaha untuk menghilangkan nikmat orang tersebu tanpa memindahkan nikmat tersebut kepada dirinya dan ini merupakan sifat dengki yang lebih buruk daripada dua sifat yang lalu. Sifat dengki seperti ini merupakan sifat tercela yang dilarang dan ini merupakan dosa yang telah dilakukan iblis yang dilaknat Allah.
Allah telah menceritakan karakter Ahli Kitab dengan sifat ini, Allah berfirman, "Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang timbul dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran," (Al-Baqarah: 109).
  1. Dilarang saling bermusuhan, memutuskan hubungan dan memboikot lebih dari tiga hari karena urusan dunia. Sebab hal ini merupakan penghalang naiknya amalan dan masuknya seseorang ke surga.
  2. Kebalikan dari yang lalu, perintah untuk saling bersaudara karena Allah dan bersatu dalam manhaj Allah. Oleh karena itu ALlah memberikan nikmat ini kepada hamba-hamba-Nya dengan cara mempersaudarakan mereka, sebab itu merupakan tali keimanan yang terkuat, terbaik, dan yang paling kokoh.
"Dan ingatlah akan nikmat ALlah kepadamu ketika kamu dahulu masa jahiliyyah bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara," (Ali Imran: 103]).
Jelaslah keterangan-keterangan baik quran maupun hadits yang menjelaskan dan memberikan pemahaman lebih kepada kita agar mampu menciptakan suasana ukhuwah yang tinggi, persaudaraan dan kekeluargaan antar sesama muslim, karena tiada balasan yang pantas dan layak bagi mereka yang menjaga silaturahim kecuali keridhoan dan keberkahan hidup dari Allah swt. Semoga kita semua bisa mencapainya, Amin Ya Rabbal `Alamin..
www.buyahaerudin.com

Firman Allah dalam Qs.49 Al-Hujuraat :11

  • “Wahai orang-orang yang beriman, 
  • janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. 
  • Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. 
  • Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan (gelar-gelar yang buruk). Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." 
Secara nash larangan tersebut ditujukan kepada lelaki dan dilanjutkan untuk kaum wanita.
Pengumpat atau orang yang mencela adalah orang-orang tercela dan terlaknat sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut :
"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” (QS. Al-Humazah: 1)

Al-hamz adalah celaan dengan perbuatan sedangkan al-lamz adalah celaan dengan lisan. Sebagaimana firman-Nya, "Yang banyak mencela yang kian kemari menghambur fitnah" (QS. Al-Qalam: 11), yakni meremehkan dan mencela orang lain secara melampaui batas kesana kemari seraya menghambur fitnah dan mengadu-domba dengan lisan. Karena itulah dalam surat ini, Allah Ta' ala berfirman, “Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri”. Semakna dengan firman Allah SWT, "Dan jangalah kalian membunuh diri kalian sendiri." (QS. An-Nisaa': 29)

Seburuk buruk sifat dan nama panggilan adalah pemberian gelar dengan gelar yang buruk, sebagaimana yang dulu dilakukan pada masa jahiliyyah.

"Dan barangsiapa yang tidak bertobat," yakni dari perbuatan memanggil dengan panggilan yang menyakiti orang yang mendengarnya, "Maka mereka itulah orang-orang yang zhalim," terhadap diri mereka, karena mereka melakukan perbuatan yang terlarang.

Wallahua'lam


 http://kajialquran.blogspot.com/2013/07/ejek.html#.VMtqDUDAzK4


Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
Dalam ajaran Islam, banyak ayat al-Qur`an dan hadist, yang memerintahkan disiplin dalam arti ketaatan pada peraturan yang telah ditetapkan. Antara lain disebutkan dalam surah an-Nisâ` ayat 59,


“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur`an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Qs. an-Nisâ` [4]: 59)
Dari ayat di atas terungkap pesan untuk patuh dan taat kepada para pemimpin, dan jika terjadi perselisihan di antara mereka, maka urusannya harus dikembalikan kepada aturan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Namun, tingkat kepatuhan manusia kepada pemimpinnya tidak bersifat mutlak. Jika perintah yang diberikan pemimpin bertentangan dengan aturan atau perintah Allah dan Rasul-Nya, maka perintah tersebut harus tegas ditolak dan diselesaikan dengan musyawarah. Namun jika aturan dan perintah pemimpin tidak bertentangan dengan Syariat Allah dan Rasul-Nya, maka Allah menyatakan ketidak-sukaannya terhadap orang-orang yang melewati batas.
Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggungjawab atas tugas yang diamanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni.
Islam mengajarkan kita agar benar-benar memperhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai kedisplinan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Seperti perintah untuk memperhatikan dan menggunakan waktu sebaik-baiknya. Dalam al-Qur`an misalnya disebutkan:  
Wal-fajri (demi waktu Subuh), wadh-dhuhâ (demi waktu pagi), wan-nahar (demi waktu siang), wal-‘ashr (demi waktu sore), atau wal-lail (demi waktu malam).
Ketika al-Qur`an mengingatkan demi waktu sore, kata yang dipakai adalah “al-‘ashr” yang memiliki kesamaan dengan kata “al-‘ashîr” yang artinya “perasan sari buah”. Seolah-olah Allah mengingatkan segala potensi yang kita miliki sudahkah diperas untuk kebaikan? Ataukah potensi itu kita sia-siakan dari pagi hingga sore? Jika demikian, pasti kita akan merugi. “Demi masa, sesungghnya manusia itu benar benar dalam kerugian.“ (Qs. al-‘Ashr [103]: 2)
Maka, kita harus pandai-pandai menggunakan waktu sebaik-baiknya. Tapi, jangan pula kita gunakan waktu untuk kepentingan akhirat namun mengorbankan kepentingan duniawi, atau sebaliknya. Menggunakan waktu dalam usaha mencari karunia dan ridha Allah, hendaknya seimbang dan proporsional.
Ada juga perintah untuk menekuni bidang tertentu hingga menghasilkan karya atau keahlian tertentu sesuai potensi yang dimiliki. Masing-masing orang dengan keahliannya, diharap dapat saling bekerjasama dan bahu-membahu menghasilkan buah karya yang bermanfaat bagi banyak orang. 
“Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.” (Qs. al-Isrâ` [17]: 84)
Pesan-pesan moral yang terkandung dalam ajaran Islam, memberi interpretasi yang lebih luas dan jelas kepada umatnya untuk berlaku dan bertindak disiplin. Bahkan dari beberapa rangkaian ibadah, seperti shalat, puasa, zakat maupun haji, terkandung perintah untuk berlaku disiplin.
Dengan demikian, nilai-nilai moral ajaran Islam diharapkan mampu menjadi energi pendorong pelaksanaan kedisplinan. Dalam skala lebih luas, untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
Semoga bangsa Indonesia termasuk dalam golongan bangsa yang pandai mengamalkan makna disiplin. Bukan bangsa yang malah pandai menyelewengkan makna disiplin. Semoga pula rakyat Indonesia dan para pemimpinnya dapat berperilaku disiplin agar bangsa ini dapat segera bangkit dari keterpurukan, dan menjelma menjadi negara yang makmur, rakyatnya teratur dan diridhai Allah (baldatun thayibatun warrabbun ghafûr). Amin 
Wallâhu a’lam bish-shawâb
KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani




di ambil dari : lenteradankehidupan.blogspot.com



I. Peranan saudagar muslim dalam penyebaran agama Islam

Penyebaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari peran saudagar muslim, ulama dan mubaligh melalui proses perdagangan, hubungan sosial dan pendidikan. Para ulama Jawa terkenal dengan sebutan “Wali 9”. Beberapa sejarawan menyebutkan, bahwa awal masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7, ada pula pendapat lain yang menyatakan pada abad 13. Agama Islam dibawa dan dikembangkan oleh para saudagar muslim dari Gujarat, Arab, dan Persia.
Agama ini diterima di Indonesia tidak hanya kalangan bangsawan tetapi juga tokoh masyarakat kepla suku dan para uleebalang (ketua adat). Agama Islam disebarkan dimulai dari daerah pesisir hingga ke daerah yang terletak di daerah terpencil (pedalaman).

Peranan walisongo dan ulama dalam penyebaran agama Islam
Penyebaran Islam di Pulau Jawa di koordinir oleh wali-wali melalui organisasi/dewan dakwah wali songo yang beranggotakan sembilan wali. Wali adalah seorang yang berkepribadian baik, dekat dengan Allah, mempunyai kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Pendapat lain wali adalah orang yang selalu dijaga oleh Allah dan senantiasa berbakti kepadaNya.
Pengembangan agama Islam di Jawa oleh wali 9 dilakukan sejak abad 14-16 M. Para wali 9 tersebut tidak hanya sebagai juru da’i tetapi juga berpengaruh besar dalam pemerintahan oleh karenanya mendapatkan gelar Sunan (Suguhanan, Junjungan), yaitu :

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) Berasal dari wilayah Maghribi (Afrika Utra). Dia selama 20 tahun berada di Gresik mencetak kader, oleh karenanya dikenal sebagai sunan Gresik. Dialah yang dikenal sebagai pelopor penyebaran Islam pertama di Jawa.
2. Sunan Ampel (Maulana Rahmatullah). Permulaan dakwahnya dimulai dipesantren yang didirikannya di Ampel Denta (dekat Surabaya). Sunan Ampel juga dianggap sebagai penerus cita-cita dan perjuangan sunan Gresik.
3. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim). Sunan ini berupaya menyesuaikan dakwahnya dalam hal pewayangan dan musik gamelan. Setiap bait lagu diselingi dengan ucapan dua kalimat Syahadat (syahadatain atau sekaten).
4. Sunan Drajat (Maulana Syarifudin). Wali ini dikenal sebagai wali yang berjiwa dan sosial tinggi . Wali ini hidup pada masa kerajaan Mojopahit runtuh dan rakyat dalam krisis yang memprihatinkan. Dia juga menggunakan seni sebagai media dakwahnya, yaitu pangkur sebagai alat seni lipfak.
5. Sunan Giri (Maulana Umar Said). Aslinya bernama Raden Paku merupakan seorang wali yang menyebarkan agama Islam dengan menitik beratkan pada bidang pendidikan agama Islam.
6. Sunan Kalijaga (Maulana Muhammad Syahid). Wali ini dikenal sebagai budayawan dan seniman. Wali ini berdakwah dengan cara berkelana. Sarana dakwahnya adalah wayang kalif yang memuat nilai-nilai keislaman. Lagu yang diciptakannya adalah dandanggula.
7. Sunan Muria (Maulana Umar Said). Wali ini terkenal pendiam tapi fatwahnya sangat tajam, oleh karena itu dia dikenal sebagi seorang sufi, bahkan guru tasawuf. Dia juga menyukai seni nuasa keislaman. Dia juga menciptakan lagu sinom dan kinanti.
8. Sunan Kudus (Maulana Ja’far Shadiq). Wali ini mendapat gelar waliyul alim (orang yang luas ilmunya). Karena memiliki ilmu tauhid dan fikih. Oleh karenanya dikenal sebagai sunan Kudus. Dia membangun masjid di Kudus yang disebut Menara Kudus.
9. Sunan Gunung Jati (Maulana Syarif Hidayatullah). Wali ini menyebutkan Islam di Cirebon Jawa Barat. Ia cucu Raja Pejajaran yang lahir di Makkah – setelah dewasa menggantikan pamannya sebagai raja dan berhasil menjadikan Cirebon sebagai kerajaan Islam pertama di Jabar.

Faktor –faktor penyebaran dan pengembangan agama Islam
Perdagangan. Melalui perdagangan inilah mereka dengan mitranya, menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai satu ajakan persuasif untuk bisa tertarik dan melaksanakan ajaran Islam. Hal ini sesuai dengan QS. an-Nahl : 25 (lembar arab/ayat ada dibelakang)
Sosial bermasyarakat, ini terjalin melalui hubungan perkawinan antara masyarakat biasa maupun bangsawan. Hal ini meiliki bukti-bukti kuat.
Pengajaran. Hal ini terbukti adanya pesantren-pesantren yang didalamnya berisi tentang pengajaran dan pendidikan agama Islam.

Selain Wali Songo juga terdapat wali-wali yang juga memiliki peran penting, diantaranya Syekh Siti Jenar (Syekh Lemah Abang dari Demak), Syaikh Qurrotul Ain, dll. Wali yang berjasa dalam penyebaran Islam diluar Jawa :
a. Shekh Samsudin di Kalimantan Barat
b. Datuk Rebondang di Sulawesi
c. Sunan Giri di NTB, NTT, Ternate dan Maluku
d. Shekh Burhanuddin di Ulakan Minangkabau

Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Kerajaan Islam di Jawa
1. Kerajaan Demak (1500-1518M)
Perintis dan pendiri kerajaan demak adalah Raden Patah (Pangeran Jumbun). Ia mendirikan Pesantren atas perintah Sunan Ampel (gurunya) tahun 1475 m. Prabu kerta Bumi V (ayah Raden patah) menjadi raja di Majapahit Th. 1468-1478m. Tahun 1479m majapahit diserang Prabu Giridra wardana Kediri, Majapahit Kalah. Ia menjadi raja dengan gelar Brawijaya VI- 1478-1498. Tahun 1498 Brawijaya VI ditaklukkan Prabu VII, dengan demikian Majapahit berakhir dan diganti dengan berdirinya kerajaan Demak Islam. Ia mempunyai gelar Sultan Fatah Alamsyah Akbar. Ia meninggal tahun 1518. Selanjutnya digantikan Adipati Unus (tahun 1518-1521m). Tahun 1512/1513m Adipati Unus menyerang Portugis tetapi tidak berhasil.
Kerajaan Islam Pajang (1546-1582M)
Sultan Trenggono wafat tahun 1546 dan secara bersamaan di Demak terjadi perebutan kekuasaan diantara kerabat kerajaan, antara adik adik Trenggono dan anakTrenggono. Adik Trenggono tewas ditangan Sunan Prawoto yang mempunyai anak Arya Panangsang. Selanjutnya Arya Panangsang yang berusaha membunuh Sunan Prawoto, tewas ditangan Adiwijaya. Adiwijaya menjadi raja Demak dan selanjutnya pusat pemerintahannya dipindah ke Pajang. Dia selanjutnya dikenal dengan sebutan Joko Tingkir. Joko Tingkir tewas dalam peperangan melawan Mataram pada tahun 1582M
3. Kerajaan Islam Mataram (1582-1601M)
Pendiri kerajaan Islam Mataram didirikan oleh Sutawijaya putra Ki Gede Pamanahan (komandan dan pasukan pengawal panembahan Adiwijaya (Joko Tingkir). Ia meninggal tahun 1601M. Selanjutnya diganti Mas Jolang dengan gelar panembahan Sedo Ing Krapyak yang memerintah tahun. 1601-1613M. Ia berusaha menyatukan Mataram yang diganggu pemberontak. Tahun 1613, ia meninggal dan digantikan Adipati Martapura, tidak lama kemudian diganti Mas Rangsang (Sultan Agung saudaranya) Tahun. 1631-1645. Pada tahun 1645 sultan Agung meninggal dan digantikan putranya Amangkurat I (1646-1677 M)
Kerajaan Islam di Banten (1552-1570 M)
Pada tahun 1526 M. Fatahillah memimpin tentara Demak dan Cirebon menaklukkan kerajaan Hindu di Pajajaran. 20 tahun kemudian Sunan Gunung Jati (Hasanuddin putra Syarif Hidayatullah) dari Cirebon menjadi Sultan Banten yang pertama. Ia memerintah tahun 1552-1570 M. masa pemerintahan Sultan Hasanuddin Islam disebarkan ke daerah Lampung dia menjalin hubungan persahabatan dengan Sultan Aceh yang berkuasa di Indrapura. Selanjutnya selain Islam di Lampung juga disebarkan di Bengkulu, disana didirikan masjid dan lembaga pendidikan. Tahun 1570 Sultan hasanuddin meninggal digantikan Maulana Yusuf (putranya) tahun 1570-1580. Selanjutnya Islam dilanjutkan penyebarannya ke daerah Pajajaran, daeraah kerajaan Hindu yang dipimpin Prabu Sedah. Tahun 1580 Maulana Yusuf meninggal, digantikan putranya, Maulana Muhammad sebagai sultan Banten III(1580-1596 M). Ia diberi gelar Kanjeng Ratu Banten. Sultan Banten III tewas dalam penyerangan ke Palembang tahun 1604.
Kerajaan Islam di Cirebon
Di Jawa Barat terdapat perguruan Islam, tepatnya di Krawang dan Gunung Jati Cirebon. Perguruan Islam di Krawang tersebut dibangun Syek Samsudin/Syekh Kuro tahun 1418 M. Perguruan Islam dan Gunung Jati Cirebon. Kerajaan ini menjadi kerajaan Islam pada tahun 1479. Kerajaan ini selanjutnya diserahkan kepada keponakan Syarif Hidayatullah dengan nama Maulana Mahmud Syarif Abdillah Sultan Mesir. Kekuasaan sultan Mesir ini mencapai wilayah kerajaan pajajaran, kerajaan Galuh di Ciamis jawa Barat. Tahun 1568 ia meninggal dan dikuburkan di sebelah barat Gunung Jati sehingga terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.
Kerajaan Islam di Sumatra
Antara abad 7 dan abad 8 masehi Islam masuk ke Indonesia melalui pesisir Sumatra yang disebarkan oleh para mubaliqh dan saudagar Islam, arab, Mesir, Persia dan Gujarat. Kehadiran Islam di Pasai mendapatkan tanggapan yang cukup baik. Islam tidak hanya diterima lapisan masyarakat pedesaan tetapi juga menambah kemayarakat perkotaan. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 13 Masehi. Pusat kerajaan ini terletak di pantai timur Sumatra. Raja-raja yang terkenal diantaranya : Sultan Malikud Saleh (1285-1297 M), Sultan lMalikud Dohir (1297-1326 M), Sultan Malikud Dohir II (1326-1348 M), Sultan Zainal Abidin (1348-1406 M).
Kerajaan Islam di Sulawesi
Pada abad ke 15 di Sulawesi berdiri beberapa kerajaan, diantaranya dari suku bangsa Makasar (Gowa dan Tallo) dan Bugis (Luwu, Bone, Soppeng dan Wajo). 2 kerajaan yang memiliki hubungan baik yaitu kerajaan Gowa dan Tallo. Ibu kota kerajaannya adalah Gowa yang sekarang menjadi Makasar. Kerajaan ini pada abad ke 16 sudah menjadi daerah islam. Masuk dan berkembangnya Islam di Makasar atas juga datuk Ribandang (Ulama adat Minangkabau). Secara resmi kerajaan Gowa Islam berdiri pada tahun 1605 M.
Raja-raja yang terkenal diantaranya :

Sultan Alaudin (1605-1639 M) raja pertama Islam di Gowa-Tallo. Kerajaan ini adalah negara maritim yang terkenal dengan perahu-perahu layarnya dengan jenis Pinisi dan lImbo. Pada masa Sultan Alaudin berkuasa, Islam mengalami perkembangan pesat yang daerah kekuasaannya hampir mencakup seluruh daerah Sulawesi.
Ia wafat pada tahun 1939 M, setelah menjadi raja selama 34 tahun dan digantikan putranya yang bernama Muhammad Said.
Muhammad Said (1639-1653 M). Raja ini berkuasa selama 14 tahun.
Sultan hasanuddin (1653-1669 M). Sultan ini sebagai pengganti dari Muhammad Saed. Pada masa Sultan hasanuddin berkuasa, Gowa – Tallo mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya sampai ke pulau Selayar, Butung, Sumbawa dan Lombok. Ia berkuasa selama 16 Tahun.