Setiap manusia secara alamiah selalu ingin mendapatkan perhatian yang lebih, mendapatkan pengakuan, menunjukkan kepada orang lain bahwa dia bisa lebih baik dari yang lain, tidak ingin disaingi dan lain sebagainya. Tapi bagaimana jika hal itu didapat secara berlebihan? Tentu yang muncul justru adalah rasa sombong, egois,  iri hati, dan sejenisnya. Hal-hal itulah yang akan dapat menumpulkan rasa rendah hati di dalam diri itu sendiri.

Tidaklah mengherankan jika orang yang rendah hati disukai oleh banyak orang dan memiliki banyak kawan. Biasanya orang yang demikian akan lebih dekat dengan kesuksesan. Semoga kalian juga menjadi bagian dari orang-orang yang rendah hati ini. Orang yang rendah hati ini tidak hanya disukai oleh manusia, tetapi juga sangat dicintai oleh Allah Swt. Betapa bahagianya hidup ini ketika kita dicintai oleh Allah dan disenangi oleh orang-orang di sekeliling kita.

Seperti yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw., beliau merupakan manusia yang memiliki segala kelebihan. Meskipun demikian, beliau selalu bersikap rendah hati, baik terhadap keluarga, para sahabat, bahkan kepada orang yang memusuhinya. Beliau dikenal sebagai orang yang rendah hati dengan siapa saja.

Sama seperi halnya dengan rendah hati, hemat dan sederhana merupakan akhlak mulia yang juga diajarkan oleh Rasulullah saw. Hemat dan sederhana akan membuat hidup manusia menjadi lebih tenang dan tenteram. Jika kita mau berhemat dan hidup sederhana, perasaan kita tidak akan mudah terpengaruh oleh hal-hal serta keinginan-keinginan yang tidak berguna. Itulah sebabnya mengapa Rasullullah saw. sangat mementingkan kedua sikap ini dalam kehidupan sehari-hari

Rendah Hati Hemat dan SederhanaAllah swt. mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati. Sifat rendah hati ini harus diwujudkan dalam setiap perilaku kita, baik terhadap diri kita sendiri, terhadap Allah, maupun terhadap orang-orang lain. Seorang muslim yang memiliki sifat rendah hati akan mendapatkan keridhaan dari Allah Swt. baik di dunia maupun di akhirat. Rendah hati disebut juga dengan tawadu’. Pengertian tawadu’ adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’ memiliki keyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya semata- mata merupakan karunia dari Allah Swt. Dengan keyakinan yang demikian dia merasa bahwa tidak sepantasnya kalau kelebihan yang dimiliki itu dibangga-banggakan. Sebaliknya segala kelebihan yang ia miliki itu diterima sebagai sebuah nikmat yang harus disyukuri.

Sikap rendah hati dapat terlihat pada saat seseorang berjalan. Dari sini akan terlihat sifat dan sikap kesederhanaan, tidak angkuh, langkahnya mantap, dan tampil dengan jati diri yang dimilikinya. Orang yang rendah hati tidak suka meniru-niru gaya orang lain. Apalagi gaya itu tidak sesuai dengan ajaran Islam. Orang yang rendah hati ingin tampil sesuai jati dirinya sendiri dan fitrah sebagai manusia. Orang yang rendah hati selalu ingin menjadi dirinya sendiri sesuai ajaran Allah Swt.

Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, takabur, sombong, atau angkuh. Pernahkah kamu melihat orang yang berjalan dengan dengan penuh kesombongan dan besar kepala? Orang semacam itu tentu tidak sedap dipandang mata. Jika kita melakukan hal itu, orang lain juga tidak senang dengan penampilan kita itu. Allah juga sangat melarang manusia berjalan dengan kesombongan. Firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Isra’/17 ayat 37 yang Artinya : “Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong...”.

Allah Swt. melarang keras manusia untuk memiliki sifat sombong. Hanya Allah Swt. sajalah yang berhak untuk sombong. Semua makhluk temasuk manusia tidak boleh sombong atau angkuh. Tahukah kalian bahwa Allah Swt. sangat murka kepada setan karena keangkuhannya? Waktu itu Allah perintahkan setan untuk meghormati dan menghargai Adam a.s. Namun, mereka dengan sombongnya setan menolak dan menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih mulia derajatnya dibandingkan dengan Adam as. Setan merasa bahwa dirinya yang diciptakan dari api itu jauh lebih mulia dibandingkan dengan Adam yang hanya diciptakan dari tanah.

Nabi Muhammad saw. berpesan agar kita senantiasa menghiasi diri kita dengan sifat rendah hati (tawadu’) dan menjauhkan dari sifat sombong. Sebagai pelajar, pesan Nabi Muhammad saw. ini dapat kalian terapkan mulai dari hal yang sederhana. Misalnya, ketika sedang mendapatkan pelajaran di kelas. Demikian pula kepada ibu dan ayah, seorang anak harus bersikap tawadu’ kepada mereka. Dengarkanlah nasihat- nasihatnya. Kalian tidak boleh bersikap sombong sedikit pun kepada mereka berdua, misalnya merasa lebih pandai dari orang tua atau menganggap mereka ketinggalan jaman.

Orang yang rendah hati itu derajatnya akan dinaikkan oleh Allah Swt. Sebaliknya, orang yang tinggi hati derajatnya akan diturunkan oleh Allah Swt. Perhatikan nasihat Rasulullah Saw. kepada para sahabat berikut ini:
Pada suatu saat salah seorang sahabat bertanya mengenai rendah hati kepada Rasulullah. Beliau menjawab dengan kalimat yang mulia, “Siapa yang tawadu’ (bersikap rendah hati) kepada Allah satu derajat, niscaya Allah akan mengangkatnya satu derajat, dan siapa yang bersikap sombong kepada Allah satu derajat, maka Allah akan merendahkan satu derajat hingga derajat yang paling hina.” Para sahabat mendengarkan nasihat Rasulullah ini dengan penuh perhatian, mereka kemudian berusaha untuk mengamalkannya. (Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Teladan Rasulullah dalam berhemat dan mencintai lingkungan ini sungguh luar biasa. Bila kita dapat meneladaninya, insya Allah lingkungan kita akan menjadi lestari dan terjaga. Dengan demikian manusia yang menghuni bumi ini juga akan merasa lebih nyaman karena sikapnya yang ramah kepada lingkungan.

rendah hati hemat dan hidup sederhana
Contoh lain untuk melatih hidup hemat adalah dengan rajin menabung. Dengan menabung kita akan mempunyai tata kelola yang baik dalam mengatur kondisi keuangan. Di samping itu, menabung akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan di masa mendatang. Hal positif lainnya dari menabung adalah berhemat sebagai antisipasi ketika kita membutuhkan biaya yang mendadak atau lumayan besar. Jika terjadi hal yang demikian, kita tidak perlu berhutang dan tidak dilanda oleh rasa gelisah. Bukankah perilaku hemat dan hidup sederhana akan membantu dan meringankan kita di masa depan? Nah, jika sudah tahu akan pentingnya hidup hemat dan sederhana, langkah terbaik yang kita lakukan adalah segera menerapkan perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Di samping memberi contoh sifat hemat, Rasulullah Saw. juga memberikan teladan agar kita menjalani hidup dengan kesederhanaan. Rasulullah bukanlah seorang yang miskin, namun beliau menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan. Pernyataan ini sesuai dengan Hadis yang artinya : “Dari Abu Umamah ia berkata, “Pada suatu hari di sisinya, sahabat Rasulullah saw. memperbincangkan tentang dunia, maka Rasulullah bersabda: “Tidakkah kalian mendengar? Tidakkah kalian mendengar? Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman. Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman.” Maksudnya adalah berpakaian apa adanya dan pantas.” (H.R. Abu Dawud)



Untuk menutup artikel ini, mari kita simak kisah salah seorang sahabat Rasulullah yang merupakan khalifah pertama dalam sejarah Islam, yaitu Abu Bakar Asshiddiq r.a. yang dikenal dengan sifat-sifat rendah hatinya.

Di balik kerasnya hati Abu Bakar r.a. dalam berbagai peristiwa dan keteguhannya membela yang hak, sejatinya hati Abu Bakar sangatlah lembut dan penyayang. Kekhalifahan tidak merubah kepribadiannya dan cara hidupnya. Abu Bakar r.a. tetap rendah hati walaupun telah memperoleh banyak kemenangan dalam berbagai penaklukan. Ia pun tidak merasa lebih tinggi derajatnya dari pada yang lain, bahkan ia tetap berbaur dengan rakyat biasa.

Seorang muslimah pernah menuturkan, “Abu Bakar pernah mampir ketempat kami tiga tahun sebelum ia diangkat menjadi khalifah. Lalu ia mampir lagi setahun setelah menjadi khalifah. Di dua kesempatan itu, para pelayan perempuan di sekitar datang membawa kambing-kambing mereka, lalu Abu Bakar memerahkan susu untuk mereka!”

Ketika salah seorang pelayan berkata, setelah Abu Bakar diangkat sebagai khalifah-, “Sekarang tentu ia tidak bersedia memerahkan susu kambing-kambing kami!!” Mendengar itu Abu Bakar segera menyanggahnya, “Demi Allah, aku pasti tetap akan memerahkannya untuk kalian. Aku sangat berharap posisi yang aku tempati sekarang tidak merubah diriku dan sikapku yang dulu.”. Subhanallah!

Umar bin Khaththab menceritakan kisah tetang persaingan yang terjadi antara dirinya dengan khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam membantu orang tua buta. Waktu itu Umar mempunyai jadwal membantu seorang perempuan tua buta yang tinggal di salah satu sudut kota  Madinah. Ia membawakannya makanan, membantu membersihkan rumahnya dan membereskan pekerjaan rumahnya. Hingga suatu ketika, ketika sampai di sana Umar mendapatkan ada orang lain yang telah lebih dulu melakukan pekerjaan itu. Umar pun mencoba untuk datang lebih sering agar tidak didahului orang itu, lalu Umar mengintai mencari tahu siapakah orang itu. Ternyata orang itu merupakan Abu Bakar –waktu itu ia sudah diangkat sebagai khalifah, Umar berkata kepadanya, “Ternyata engkau orangnya!”

Abu Bakar kerap menjadi hakim yang menyelesaikan perkara diantara masyarakat. Ia menjelaskan dengan fikiran yang cerdas sisi kebenaran dari perkara yang diperselisihkan. Pernah suatu kali oranglaki -laki datang padanya mengadu, “Ayahku hendak mengambil seluruh hartaku untuk dikuasainya!” Abu Bakar lalu menjelaskan pada si ayah, “Silakan engkau ambil sebanyak yang dapat mencukupi kebutuhanmu saja.” Si ayah berusaha mengelak, “Wahai khalifah, bukankah Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Engkau dan hartamu milik ayahmu?” Abu Bakar menjawab, “Betul, tapi yang diamaksud merupakan persoalan nafkah.”

Jika dihadapkan padanya persoalan yang tidak ia ketahui solusinya, Abu Bakar tidak segan-segan bertanya kepada para shahabat apakah mereka pernah mendengar Rasulullah Saw. mengatakan sesuatu terkait persoalan itu. Jika ada yang memberitahunya, ia akan menggunakan sebagai solusi, sebagaimana yang pernah terjadi padanya terkait warisan untuk seorang nenek. Qabidhah bin Dzu’aib menceritakan, “Seorang nenek datang menemui Abu Bakar berkata, “Engkau tidak mendapat bagian, baik dalam Al-Qur’an atau sunnah Rasulullah. Kembalilah esok hari agar aku tanyakan dulu persoalan ini pada orang-orang.”

Abu Bakarlalu menanyakan persoalan itu pada para shahabat lain. Mughirah bin Syu’bah mengatakan, “Aku hadir ketika Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam memberi seperenamuntuk seorang nenek.” Abu Bakar bertanya kepadanya, “Apakah ada yang lain yang bersamamu pada ketika itu?” Muhammad bin Maslamah lantas berdiri dan mengatakan hal yang sama. Abu Bakar pun langsung menetapkannya untuk nenek itu.

Umar menempati posisi sebagai hakim pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Menurut Umar, pernah dalam sebulan tidak ada dua orang yang bersengketa yang datang padanya.

Pada tahun pengangkatan Abu Bakar sebagai khalifah, ia menempatkan Umar sebagai pengganti ketika dia melaksanakan haji. Kemudian ia melaksanakan haji dari Qabil. Lalu ia melakukan umrah pada bulan Rajab tahun dua belas hijrah. Ia memasukikota  Mekah di waktu Dhuha dan langsung mendatangi rumah orang tuanya. Waktu itu Abu Qhuhafah sedang duduk di depan rumah bersama beberapa orang pemuda. Dikatakanlah padanya, “Anakmu datang.” Abu Quhafah langsung bangkit berdiri. Melihat itu Abu Bakar segera menghentikan tunggangannya dan melompat turun seraya berkata, “Wahai ayah, jangan berdiri.” Lalu Abu Bakar memeluk Abu Quhafah dan mencium keningnya. Abu Quhafah menangis gembira atas kedatangan putranya.



sumber ; kisahimuslim.blogspot.com

 Al Quran sebagai wahyu dari Allah SWT yang diturunkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi pedoman bagi setiap umat manusia sebagai pedoman hidup guna menunjukkan kepada jalan kebaikan dan kebenaran, mengingatkan manusia agar berpegang teguh pada Al Quran untuk selamat di Dunia dan Akhirat. Jika suatu buku memiliki suatu nilai manfaat dari setiap isinya, maka alquran banyak memiliki manfaat dan menjadi tuntunan hidup atau pegangan manusia dalam hidup didunia. Bahkan Al Quran memiliki keistimewaan bagi setiap orang yang membacanya, bahkan dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :
” Ibadah yang paling istimewa adalah membaca Al Quran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari”. Bahkan dari tiap 1 ayat yang dibaca mengandung 10 kebaikan di dalamnya. Karena keistimewaan Al Quran mampu membuat hidup manusia menjadi aman dan tentram.

Berikut ini sepenggalan manfaat mempelajari, membaca dan mengamalkan Al Quran, diantaranya adalah :
1. Dari tiap ayat Al Quran yang dibaca mengandung 10 kebaikan di dalamnya
2. Al Quran sebagai pedoman hidup manusia untuk menuntun kepada jalan kebaikan, kebenaran dan keselamatan
3. Al Quran sebagai penyejuk hati bagi siapa saja yang membacanya
4. Al Quran mampu memotivasi diri dan pemberi semangat
5. Al Quran sebagai sebuah peringatan besar dan teguran akan sifat dan perilaku manusia
6. Al Quran sebagai pelebur segala emosi dan amarah yang mampu mendamaikan dan memberi ketenangan yang tidak dapat dilukiskan atau digambarkan seperti halnya yang terjadi pada Sayyid Quthb Rahimakumullah
7. Al Quran sebagai sarana komunikasi diri dengan Allah SWT
8. Al Quran sebagai pengingat akan kebesaran Allah SWT
9. Dalam sebuah janjiNya, Allah SWT berjanji akan memberikan segala kebutuhan dan mencukupi segala kehidupan manusia di dunia dan di akhirat serta mengangkat derajat manusia meski di dunia hidup penuh dengan segala kekurangan
10. Al Quran akan menjadi pelindung diri bagi siapa saja yang membacanya dari tiap ayat yang dibacanya
11. Al Quran bagi siapa saja yang memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari akan semakin bertambah ilmunya
12. Siapa saja yang mempelajari dan memahami Al Quran bagaikan menyelami luasnya samudera kehidupan dan menikmati anugerah kehidupan yang dirasakannya serta mengambil segala hikmah dan manfaat dari Al Quran
13. Seseorang yang rajin membaca Al Quran memiliki jiwa yang sejuk, penuh dengan kesabaran, hati yang jernih, jiwa dan pikiran yang lapang, dan wajah yang bercahaya
14. Menjadikan seorang yang kreatif, penuh motivasi dan inovatif
15. Membuat manusia semakin dekat dengan Sang Maha Pencipta Dunia dengan segala isinya
16. Membuat seseorang menjadi bersyukur dengan segala nikmatNya
17. Terhindar dari segala kecemasan, kekhawatiran, rasa pesimis, kesedihan, selalu penuh dengan harapan dan kegembiraan
18. Selalu mendapat jalan kemudahan, kebaikan dan petunjuk serta mengingatkan diri dari hal-hal yang dilarangNya
19. Bagi seseorang yang membaca dan mengamalkannya, merasakan senantiasa dalam setiap langkahnya selalu dilindungi oleh Allah SWT
20. Sebagai pelebur dosa, yang mengingatkan manusia akan dosa-dosa dan mencegah dirinya kembali dalam dosa
21. Memperkuat keimanan, ketaqwaan dan penjagaan diri
22. Memudahkan segala rizki
23. Sebagai pintu keberkahan bagi siapa saja yang membacanya
24. Dijadikan sebagai manusia yang terbaik
Dari `Utsman bin `Affan, dari Nabi bersabda : “Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya.” H.R. Bukhari.
25. Akan dikumpulkan bersama para Malaikat Allah
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : “Orang yang membaca Al Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” Muttafaqun `Alaihi (Keuntungan dan kebaikan).
26. Sebagai syafa`at dan penyelamat di Hari Kiamat
Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” H.R. Muslim.
27. mendapatkan segala kenikmatan yang tiada batasnya
Dari Ibnu `Umar, dari Nabi bersabda : “Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang Al Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infaqkan sepanjang hari dan malam.” Muttafaqun `Alaihi.
28. Sebagai ladang pahala
Dari Abdullah bin Mas`ud t berkata, Rasulullah e : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” H.R. At Tirmidzi dan berkata : “Hadits hasan shahih”.
29. Untuk Kedua orang tuanya mendapatkan mahkota dan kenikmatan surga
Dari Muadz bin Anas t, bahwa Rasulullah e bersabda : “Barangsiapa yang membaca Al Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada Hari Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. ” H.R. Abu Daud.
30. Mendapatkan kenikmatan Syurga dan di penuhinya segala apa yang diinginkan
Mungkin ketika di dunia hidup dalam serba keterbatasan dan kekurangan, karena rajin membaca serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya sebagai pribadi yang tangguh, taat dan menjalankan perintah dan laranganNya. Niscaya akan mendapatkan kenikmatan luar biasa yang tidak pernah di dapat ketika di dunia.



sumber : http://belajarbacaalquran.com